Minggu, 20 November 2011

CERITA PERJALAN PANJANG TENTANG NAZARUDIN

Fenomena Nazarudin begitu mencuat menghiasi hampir disemua headline media cetak dan elektronik di negeri ini. Masyarakat menjadi begitu heboh dan rame-rame mengutuk keras tindakan korupsi yang konon menyentuh angka Rp. 30 Milyar yang dilakukan Nazarudin. Sosok Nazarudin yang sebelumnya tidak begitu popular meski duduk di posisi bendahara umum dalam PD (Partai Demokrat) segera menjadi “model”, acuan, dan ukuran kebejatan moral manusia Indonesia.

Begitulah seorang Nazarudin nama yang sering disapa , dan nama yang sebenarnya nama aslinya ialah Muhammad Nazaruddin, SE yang lahir Bangun, 26 Agustus 1978.

Nazarudin begitu di benci, di hina, dibunuh karakternya, dan seakan Nazarudin tidak memiliki sisi lain selain kebejatan yang melingkupi dan tertanam dalam dirinya. Gegap gempita dan kehebohan masyarakat Indonesia menanggapi kasus ini seakan kasus ini merupakan barang baru dan pertama kali terjadi dalam sejarah Republik ini. Sekian kasus korupsi/penyelewengan kekuasaan dari satu rezim kepada rezim berikutnya seakan hanya menjadi informasi layaknya tayangan infotaiment yang setiap sore mewarnai layar kaca kita semua. Rentetan kasus penyelewengan dari satu rezim ke rezim selanjutnya tidak pernah dimaknai dalam sebuah pola sejarah yang terus berulang dalam bentuk yang nyaris sama dengan yang terjadi sebelumnya. Sejak kasus korupsi Rp. 1.6 Trilyun Edy Tansil ditahun 1996 sampai dengan kasus megascandal Century pada akhir 2008 yang konon merugikan keuangan Negara mencapai Rp. 6.7 Trilyun, public Indonesia terkesan tidak pernah memahaminya dalam sebuah kesadaran sejarah yang tidak boleh terulang lagi. Justru seakan-akan semua kasus tersebut menjadi semacam “Atraksi hiburan sulap” yang menarik rasa penasaran kita untuk larut dalam kemegahanya dan turut serta menarik minat kita menjadi pengamat yang baik untuk mendefinisikanya dalam versi kita masing-masing.



PEMBAHASAN :

Apakah pengelola negara ikut merasakan bagaimana harga harga bahan pokok yg terus merangkak naik, jaminan kesehatan utk kaum miskin yg menyisakan masalah, biaya pendidikan yg juga mahal tanpa diimbangi kualitas yg memadai utk membentuk moral bangsa.. Jaminan kesehatan untuk kaum miskin yg menyisakan masalah, biaya pendidikan yg juga mahal tanpa diimbangi kualitas yg memadai utk membentuk moral bangsa ? ? tapi tidak dengan Muh Nazarudin memang istimewa : Selama buron,gaji sbg anggt DPR msh diterima,Bisnis pribadi tetap jalan,terkenal lbh dr para pesohor,pulang dr pelarian dijemput pakai boeing carteran 4 M. Huebat nian kau ! kasih aja getekkkk, suruhhh kaiil sendiri..

Politik pencitraan itu mulai dari menusuk ke soal budaya dan gaya hidup. Coba saja cermati dr mulai BLT, apakah bisa merubah tehadap penurunan angka kemiskinan ? Sekarang duit rakyat yg msh dililit kemiskinan,berapa besar yg dipakai utuk urus MN (Muh Nazarudin) pulang ke indonesia ?

Bagi kami, kasian saja tidak cukup. Apa mereka (pengelola negara) kasian dengan kita? Negara ini memang harus dirubah. Apa setiap para koruptor harus dihukum gantung biar mereka jera? jawabannya adalah : HARUS DAN WAJIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar