BAB
2
INTI
PENULISAN
2.1. Pengertian PLTA Skala Piko
Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan atas :
1. Large-hydro : lebih dari 100 MW
2. Medium-hydro: antara 15 – 100 MW
3. Small-hydro : antara 1 – 15 MW
4. Mini-hydro : Daya diatas 100 kW, tetapi dibawah 1 MW
5. Micro-hydro: antara 5kW – 100 kW
6. Pico-hydro : daya yang dikeluarkan 5kW
Pembangkit listrik tenaga air skala piko merupakan pembangkit listrik
yang menghasilkan keluaran daya listrik tidak lebih dari 5 kW. Pembangkit ini
memiliki beberapa keunggulan, seperti :
1. Biaya pembuatannya relatif murah.
2. Bahan-bahan pembuatannya mudah ditemukan di pasaran.
3. Ramah lingkungan
karena tidak menggunakan bahan bakar fosil.
4. Pembangunanya
dapat dipadukan dengan pembangunan jaringan irigasi.
5. Perkembangan
teknologi relatif masih sedikit, sehingga cocok digunakan dalam jangka waktu
lama.
6. Tidak membutuhkan perawatan yang rumit dan
dapat digunakan cukup lama.
7. Ukurannya yang kecil,cocok digunakan untuk
daerah pedesaan yang belum terjangkau jaringan aliran istrik PLN.
2.2. Prinsip
Pembangkitan Tenaga Air
Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga
dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik,
dengan menggunakan turbin air dan generator.
Daya (power) yang dihasilkan dapat dihitung berdasarkan rumus
berikut :
P = ρ.Q.h.g (2.1)
Dimana : P = daya keluaran secara teoritis (watt)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3) Q = debit air (m3/s)
h = ketinggian efektif (m) g =
gaya gravitasi (m/s2)
Daya yang keluar dari generator dapat diperoleh dari perkalian
efisiensi turbin dan generator dengan daya yang keluar secara teoritis.
Sebagaimana dapat dipahami dari rumus tersebut di atas, daya yang dihasilkan
adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air, oleh karena itu berhasilnya
pembangkitan tenaga air tergantung daripada usaha untuk mendapatkan tinggi
jatuh air dan debit yang besar secara efektif dan ekonomis.
2.3. Prinsip
Pembangkitan Listrik Tenaga Air Skala Piko
Pembangkit listrik tenaga air skala piko pada prinsipnya
memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada
aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar
poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya
menggerakkan generator dan generator menghasilkan listrik. Gambar 2.1 merupakan
proses pembangkitan listrik tenaga air skala piko.
Gambar 2.1 merupakan proses pembangkitan listrik tenaga air
skala piko.
Pada saluran irigasi ini terdapat penyaringan sampah untuk menyaring kotoran yang mengambang diatas
air,kolam pengendap untuk mengendapkan kotoran, saluran pembuangan untuk
membuang kelebihan air yang mengalir melalui saluran akibat banjir melalui
pintu saluran pembuangan. Akhir dari saluran ini adalah sebuah kolam penenang
(forebay tank) yang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring kembali air agar
kotoran tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu kolam penenang ini berfungsi
juga untuk menenangkan aliran air yang akan masuk ke dalam pipa pesat. Pipa
pesat (penstock) ini akan mengalirkan air ke rumah pembangkit (power house)
yang terdapat turbin dan generator di dalamnya. Besar volume air yang masuk ke
pipa pesat diatur melalui pintu pengatur. Turbin pada proses pembangkitan
listrik ini berputar karena adanya pengaruh energi potensial air yang mengalir
dari pipa pesat dan mengenai sudu-sudu turbin. Berputarnya turbin kemudian akan
mengakibatkan generator juga berputar sehingga generator dapat menghasilkan
listrik sebagai keluarannya.
Besarnya daya listrik sebelum masuk ke turbin
secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Pin turbin = ρ.Q.h.g (2.2)
Sedangkan besar daya output turbin adalah sebagai
berikut :
Pout turbin = ρ × Q ×
h × g × ηturbin (2.3)
Sehingga secara matematis daya real yang
dihasilkan dari pembangkit adalah sebagai berikut :
Preal = ρ × Q × h × g ×
ηturbin × ηgenerator × ηtm (2.4)
Dimana :
Pin turbin = daya masukan ke turbin (kW)
Pout turbin = daya keluaran dari turbin (kW)
Preal = daya sebenarnya yang dihasilkan (kW)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
Q = debit air (m3/s)
h = ketinggian efektif (m)
g = gaya gravitasi (m/s2)
2.4. Komponen -
komponen PLTA Skala Piko
Komponen PLTA skala piko sama dengan komponen
pada PLTA mikrohidro, yang secara umum terdiri dari :
2.4.1. Bendungan (Weir)
dan Intake
Pada umumnya instalasi PLTA skala piko merupakan
pembangkit listrik tenaga air jenis aliran sungai atau saluran irigasi
langsung, jarang yang merupakan jenis waduk (bendungan besar). Konstruksi
bangunan intake untuk mengambil air langsung dapat berupa bendungan (weir) yang
melintang sepanjang lebar sungai atau langsung membagi aliran air sungai tanpa
dilengkapi bangunan bendungan. Lokasi intake harus dipilih secara cermat untuk
menghindarkan masalah di kemudian hari.
2.4.2. Saluran Pembawa
(Head Race)
Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake
sampai ke bak penenang. Perencanaan saluran penghantar berdasarkan pada
kriteria:
Nilai ekonomis yang
tinggi
Efisiensi fungsi
Aman terhadap
tinjauan teknis
Mudah pengerjaannya
Mudah
pemeliharaannya
Struktur bangunan yang memadai
Kehilangan tinggi
tekan (head losses) yang kecil
2.4.3. Pipa Pesat
(Penstock)
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk
mengalirkan air dari bak penenang (forebay tank). Perencanaan pipa pesat
mencakup pemilihan material, diameter penstock, tebal dan jenis sambungan
(coordination point). Pemilihan material berdasarkan pertimbangan kondisi
operasi, aksesibility, berat, sistem penyambungan dan biaya. Diameter pipa
pesat dipilih dengan pertimbangan keamanan, kemudahan proses pembuatan,
ketersediaan material dan tingkat rugi-rugi (fiction losses) seminimal mungkin.
Ketebalan penstock dipilih untuk menahan tekanan hidrolik dan surge pressure
yang dapat terjadi.
2.4.4. Pintu Saluran
Pembuangan
Pintu saluran pembuangan ini berfungsi untuk membuang air
apabila terjadi kelebihan volume air pada saluran pembawa.
2.4.5. Kolam Penenang
(Forebay Tank)
Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring
kembali air agar kotoran tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu kolam
penenang ini juga berfungsi untuk menenangkan aliran air yang akan masuk ke
dalam pipa pesat.
2.4.6. Pintu Pengatur
Pintu pengatur berfungsi untuk mengatur volume air yang akan
masuk dari kolam penenang ke pipa pesat.
2.4.7. Rumah Pembangkit
(Power House)
Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin, generator dan
perlatan lainnya. Bangunan ini menyerupai rumah dan diberi atap untuk
melindungi peralatan dari hujan dan gangguan-gangguan lainnya.
2.4.8. Saluran Buang
(Tail Race)
Saluran buang berfungsi mengalirkan air keluar setelah
memutar turbin.
2.4.9. Turbin Air
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara
luas untuk pembangkit tenaga listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air
menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi
tenaga listrik.
• Pengelompokkan Turbin
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi
potensial air menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu turbin impuls dan turbin reaksi. Pada Tabel 2.1 menunjukkan pengelompokan
turbin.
Tabel 2.1 Pengelompokan turbin
|
High Head
|
Medium head
|
Low head
|
Turbin Impuls
|
|
|
|
Turbin Reaksi
|
|
|
|
1. Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada
nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin.
Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah
sama dengan turbin tekanan karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya
adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan
tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
1.1 Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri
dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan
dari satu atau lebih alat yang disebut
nozle. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling
efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping sehingga
terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Turbin Pelton untuk
pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 meter tetapi untuk
skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.
Gambar 2.2 merupakan bentuk dari turbin pelton.
Gambar 2.2 Turbin Pelton
1.2 Turbin Turgo
Turbin turgo dapat beroperasi pada head 30 m s/d 300 m.
Seperti turbin pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya
berbeda. Pancaran air dari nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan
putar turbin turgo lebih besar dari turbin pelton. Akibatnya dimungkinkan
transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total
sekaligus menurunkan biaya perawatan.
Pada Gambar 2.3
menunjukkan bentuk turbin turgo.
1.3 Turbin Crossflow
Turbin cross-flow merupakan jenis turbin yang dikembangkan
oleh Anthony Michell (Australia), Donat Banki (Hongaria) dan Fritz Ossberger
(Jerman). Michell memperoleh hak paten atas desainnya pada 1903. Turbin jenis
ini pertama-tama diproduksi oleh perusahaan Weymouth. Turbin ini juga sering
disebut sebagai turbin Ossberger, yang memperoleh hak paten pertama pada 1922.
Perusahaan Ossberger tersebut sampai sekarang masih bertahan dan merupakan
produsen turbin crossflow yang terkemuka di dunia. Turbin crossflow dapat
dioperasikan pada debit 20 liter/s hingga 10 m3/s dan head antara 1 m s/d 200
m. Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai
dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga
terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar
membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk)
kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang
dipasang pada sepasang piringan paralel.
Gambar 2.4 merupakan bentuk turbin crossflow.
Gambar 2.4 Turbin
crossflow
2. Turbin Reaksi
Sudut pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan
tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang
berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini
dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup
dalam air dan berada dalam rumah turbin.
2.1. Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin
dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan
rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu
pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin
Francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah
yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air
penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.
Gambar 2.5 menunjukkan sketsa dari turbin francais.
Gambar 2.5 Sketsa turbin francis
2.2 Turbin Kaplan &
Propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran
aksial. Turbin ini tersusun dari propeller seperti pada perahu. Propeller
tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu.
Gambar 2.6 merupakan bentuk dari turbin Kaplan.
Gambar 2.6 Turbin
kaplan
• Pemilihan Turbin
Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik.
Pada beberapa daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin.
Pemilihan jenis turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan
yang lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut Keller
dikelompokkan menjadi :
• Low head power plant
• Medium head power plant
• High head power plant
Tabel 2.2 merupakan daerah operasi turbin.
Jenis Turbin
|
Variasi Head (m)
|
Kaplan dan Propeller
|
2 < H < 20
|
Francis
|
10 < H < 350
|
Pelton
|
50 < H < 1000
|
Crossflow
|
6 < H < 100
|
Turgo
|
50 < H < 250
|
• Kriteria Pemilihan
Jenis Turbin Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan
berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk
suatu desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin
dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang
mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :
Ø Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang
akan dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang mempengaruhi
pemilihan jenis turbin, sebagai contoh : turbin pelton efektif untuk operasi
pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat efektif beroperasi pada
head rendah.
Ø Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan
debit yang tersedia.
Ø Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke
generator. Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator
dengan turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai
putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow berputar sangat
lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.
Ø Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range)
tertentu berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa
turbin air ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Kecepatan
spesifik beberapa turbin
Turbin Pelton
|
12 ≤ Ns ≤ 25
|
Turbin Francis
|
60 ≤ Ns ≤ 300
|
Turbin Crossflow
|
40 ≤ Ns ≤ 200
|
Turbin Propeller
|
250 ≤ Ns ≤ 1000
|
Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin maka perencanaan
dan pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah. Dengan mengetahui besaran
kecepatan spesifik maka dimensi dasar turbin dapat diestimasi (diperkirakan).
Pada Gambar 2.7 menunjukkan diagram aplikasai berbagai jenis turbin.
2.4.10. Generator
Sinkron
Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak-balik
yang berfungsi untuk merubah energi mekaniks dalam membentuk putaran menjadi
energi listrik arus bolak-balik. Generator sinkron mempunyai dua bagian pokok,
yaitu bagian stator atau bagian dari generator sinkron yang tidak bergerak dan
bagian rotor atau bagian generator sinkron yang berputar atau bergerak. Pada
generator sinkron yang berukuran besar, bagian stator dipergunakan sebagai
tempat belitan medan magnet.
• Prinsip Dasar
Generator Sinkron
Generator sinkron
bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Generator sinkron mempunyai
belitan jangkar yang merupakan elemen diam pada stator dan belitan eksitesi itu
dimagnetisasikan oleh arus searah yang dipasok oleh sumber arus searah dari
luar atau dari generator itu sendiri dengan jalan mengambil sebagian arus yang
keluar dari stator lalu diserahkan sebagai penguat. Jika stator generator
sinkron diputar pada suatu kecepatan tertentu yang disebut dengan putaran
sinkron, belitan medan magnet pada rotor tersebut dialiri arus searah, sehingga
menghasilkan fluksi yang turut berputardan memotong belitan jangkar yang
terdapat pada bagian stator.
Akibat adanya perubahan fluksi persatuan waktu yang dirasakan
oleh belitan jangkar, maka pada belitan jangkar akan terjadi tegangan induksi.
• Konstruksi Generator
Sinkron
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama
dengan konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron.
Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari
mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan
medan magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan sebuah kumparan (biasa disebut
jangkar) tempat dibangkitnya GGL arus bolak balik arus bola-balik. Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan
GGL berupa stator yang diam dan struktur medan magnit berputar sebagai rotor.
Kumparan DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar
melaui slipring dan sikat arang. Suatu
generator sinkron secara umum terdiri dari :
1. Stator adalah bagian dari mesin yang diam dan berbentuk
silinder.
2. Rotor adalah bagian dari mesin yang berputar juga berbentuk silinder
3. Celah udara adalah ruangan antara stator dan rotor.
1. Stator
Secara umum stator terdiri dari kerangka stator, inti stator, dan slot.
a.
Rangka
Stator
Rangka stator
berfungsi sebagai tempat melekatnya stamping jangkar dan kumparan
jangkar. Pada
rangka stator terdapat lubang pendingin dimana udara dan gas pendingin
disirkulasikan. Rangka stator biasanya dibuat dari besi campuran baja atau plat
baja giling yang dibentuk sedemikian rupa sehingga diperoleh rangka yang sesuai
dengan kebutuhan.
b.
Inti
Stator
Inti stator
melekat pada rangka stator dimana inti
ini terbuat dari laminasi-laminasi besi khusus atau campuran baja. Hal ini
diperbuat untuk memperkecil rugi arus Eddy. Tiap laminasi diberi isolasi dan
diantaranya dibentuk celah sebagai tepat aliran udara.
c.
Slot
Slot adalah
tempat konduktor berada yang letaknya pada bagian dalam sepanjang keliling
stator. Bentuk slot ada 3 yaitu Slot Terbuka, Slot Setengah Terbuka, Slot
Tertutup.
1. Rotor
Sebagai tempat belitan
penguat yang membentuk kemagnetan listrik kutub Utara-Selatan pada inti rotor.
Ada 2 macam bentuk rotor, yaitu : a. Rotor kutub menonjol (Salient Pole
Rotor) Rotor tipe ini mempunyai kutub yang jumlahnya banyak.
Kumparan dibelitkan pada tangkai kutub, dimana kutub-kutub diberi laminasi
untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh arus Eddy, kumparan-kumparan
medannya terdiri dari bilah tembaga persegi. Kutub menonjol ditandai dengan
rotor berdiameter besar dan panjang sumbunya pendek.
Gambar 2.8 menunjukkan bentuk rotor kutub menonjol.
Gambar 2.8 Rotor kutub
menonjol
b. Rotor kutub tak menonjol (Rotor Silinder)
Rotor tipe ini dibuat dari plat baja berbentuk silinder yang
mempunyai sejumlah slot sebagai tempat kumparan. Karena adanya slot-slot dan
juga kumparan medan yang terletak pada rotor maka jumlah kutub pun sedikit yang
dapat dibuat. Rotor ini biasanya berdiameter
kecil dan sumbunya sangat panjang. Konstruksi ini memberikan keseimbangan
mekanis yang lebih baik karena rugi-rugi anginnya lebih kecil dibandingkan
rotor kutub menonjol (salient pole rotor).
Gambar 2.9 merupakan bentuk rotor kutub silinder.
• Prinsip Kerja Generator Sinkron
Prinsip kerja generator sinkron berdasarkan induksi
elektromagnetik. Setelah rotor diputar oleh penggerak mula (prime mover),
dengan demikian kutub-kutub yang ada pada rotor akan berputar. Jika kumparan
kutub diberi arus searah maka pada permukaan kutub akan timbul medan magnet
(garis-garis gaya fluks) yang berputar, kecepatannya sama dengan putaran kutub.
Garis-garis gaya fluks yang berputar tersebut akan memotong kumparan jangkar
distator, sehingga menimbulkan EMF atau GGL atau tegangan induksi.
• Kecepatan Putaran Generator
Kecepatan putaran suatu generator sinkron tergantung kepada
penggerak mulanya, Seperti pada pembangkit listrik tenaga air (PLTA), penggerak
mulanya berupa turbin. Jadi apabila putaran turbinnya tinggi, maka putaran pada
generator juga akan tinggi. Dan jika sebaliknya, jika putaran turbin rendah
maka putaran pada generator juga akan rendah. Putaran pada generator selalu
dijaga konstan agar frekuensi dan tegangan yang dihasilkan generator sinkron tetap
konstan. Untuk menentukan besarnya frekuensi yang dihasilkan oleh generator
dapat dicari berdasarkan besarnya jumlah putaran dan banyaknya jumlah pasang
kutub pada generator sinkron.
Umumnya frekuensi listrik yang dihasilkan suatu generator
sinkron di Indonesia 50 Hz. Ini berarti untuk generator sinkron yang mempuyai
satu pasang kutub diperlukan sebanyak 25 putaran setiap detik atau sama dengan
60 x 25 = 1500 putaran per menit. Untuk menjaga frekuensi yang dihasilkan
generator sinkron sebesar 50 Hz dan untuk generator sinkron yang mempunyai
jumlah kutub pada rotornya lebih dari satu pasang maka jumlah putarannya ini
disesuaikan dengan persamaan di atas. Kecepatan putaran juga sangat berpengaruh
terhadap tegangan yang dihasilkan generator sinkron. Jika putarannya turun,
maka tegangan generator sinron juga akan turun dan apabila putarannya bertambah
maka akan mengakibatkan bertambahnya tegangan yang dihasilkan oleh generator.
Jadi jika putaran generator sinkron bertambah maka akan mengakibatkan bertambahnya
kemampuan pembangkitan daya dari generator sinkron. Tetapi biasanya dalam
pengoperasiannya jumlah putaran generator sinkron dijaga konstan dan yang
diatur biasanya adalah arus penguat medannya.
• Daya yang dihasilkan Generator Sinkron
Generator untuk pembangkit listrik tenaga air skala piko
menggunakan generator sinkron 1 phasa. Generator ini memiliki kecepatan
rata-rata antara 70 – 1500 rpm. Daya yang dihasilkan oleh generator 1 phasa
dihitung dengan persamaan :
P = V. I. cos φ (2.9)
Dimana :
P = daya yang
dihasilkan generator (watt)
V = tegangan terminal
generator (volt)
I = arus (ampere)
cos φ = faktor daya
Inilah contoh generator sinkron yang sering digunakan :